mpabagas

Minggu, 03 Mei 2020

CERITA PENDAKIAN

CERITA PENDAKIAN
GUNUNG BUTAK 
23 MARET 2020 


Jadi gini, mau cerita sedikit soal pendakian ke Gunung Butak Tanggal 23 Maret 2020, rencana sebelumnya kita mau berangkat rame-rame, alhasil kami berangkat bertiga aja. Kami berangkat dari Surabaya ke Gunung Butak melalui jalur via panderman, dan dari kami bertiga ga ada yang pernah ke gunung butak, di awal sempet ragu, jadi sempet mikir gini dah waktu itu, "jadi nggak ini ke gunung butak". Soalnya cuma bertiga dan ga ada yang pernah kesana juga, ujungnya kami berangkat juga, kami berangkat dari surabaya sekitar jam 9 pagi, sampe basecamp via panderman kira-kira jam 12an siang, kami istirahat sebentar dan baru ngetrack sekitar jam 1 siang, nah dari sini sempet ragu lagi, karena waktu itu setauku selama penanjakan mau ke puncak butuh waktu sekitar 9-10 jam an kalo normalnya, bisa cepet lagi kalo patas aja wkw.

Baru ngetrack sekitar 30 menitan, cuaca sudah mulai ngga bersahabat, hujan turun juga waktu itu, rencama mau cari barengan juga buat nanjak biar waktu nanjak ngga sepi-sepi banget. oiya, waktu kita nanjak , uda ngga ada lagi yang ngetrack juga jam segitu, hari senin juga dan uda pada selese masa liburan, aku se liat dari buku informasi yang ada di pos perizinan dan sempet tanya-tanya juga ke penjaga pos nya.

Akhirnya kita pake jas hujan selama pendakian, ini masih bertiga aja nih, kita juga sempet ketemu beberapa warga yang lewat bawa rumput pake motornya, ceritanya mereka dari atas ya, ada warga yang sempet bilang ke kita juga buat atiati jangan berhenti/istirahat diantara pos 2 dan pos 3, katanya sih banyak mumun (setan) disana, dari sini sih masi nyantai -nyantai aja, karena setauku di gunung ya emang tempatnya mereka, yang penting tidak mengganggu.

Selama pendakian kami mengandalkan palang/penunjuk arah yang ada disana, kabut juga waktu itu, jarak pandang jgua jadi terbatas dan kudu liat kanan kiri supaya tau ada penunjuk arah, komplit lah udah hujan dan ketemu kabut juga. akhirnya setelah ngetrack sekitar 1 jam an kami sampai di pos 1, kira-kira sekitar jam setengah 3an sore. untungnya di pos 1 sudah ada warung nya, akhirnya kami berhenti sebentar untuk istirahat, makan dan minum. di pos 1 kami juga bertemu beberapa pendaki, tapi kebanyakan dari pendaki sudah perjalanan turun dari pund\cak, untungnya kami bertemu 1 kelompok pendaki yang lagi mau mendaki juga ke puncak.

Kelompok mereka juga 3 orang, sama-sama dari surabaya dan sama-sama belum pernah ke butak juga, kami ngobrol-ngobrol waktu di pos 1, akhirnya kami berencana untuk ngetrack bareng-bareng biar makin rame, meski gatau jalanya wkw.

Selesai istirahat, makan dan minum, kami bernagkat ber 6, sekitar jam 3 seperempat, hujan sudah mulai lumayan reda meskipun masih gerimis. selama penanjakan lagi dari pos 1 ke pos 2 medan yang dilalui rada rawan, karena melihat situasi lagi hujan dan jalan juga terjal.

Akhirnya kami sampai di pos 2 sekitar jam 5an sore, kami berhenti sebentar untuk istirahat, selang waktu kira-kira 15 menit kamipun beranjak ngetrack lagi. nah dari sini aku mulai ngerasa ada yang ngga enak, posisiku waktu itu juga di barisan paling belakang, kami ketemu maghrib pas tepat berada diantara pos2 dan pos , kondisi sudah gelap, karena di antara pos 2 dan pos 3 sudah masuk ke kawasan hutan lumut, kamipun berhenti sebentar menunggu maghrib selesai. waktu kami berhenti selagi menunggu maghrib selesai, salah satu dari kami ada yang keceplosan bilang "katanya gabole berhenti/duduk diantara pos 2-3, soalnya nanti gitu blablabla".

bukan percaya atau engganya se, nah setelah itu makin dah tuh kerasa ngga enak, kek ada yang pada ngeliatin kami, ngerti kan ya rasanya gimana kalo ada orang dibelakangmu pada, nah masalahnya ini bukan orang wkw, pas kami mau ngelanjutin lagi udah pasti kan ya ini aku nunggu yang lain dulu jalan baru nah aku belakangan, waktu giliranku mau jalan, sempet noleh ke kiri dan liat disebelah pohon ada orang ngintip tapi yang keliatan cuma setengah badannya aja.

dari sini uda mulai kemana-kemana mikirnya, kalopun teriak malah bikin yang lain bahaya, jadi ya nahan aja sekuatnya, selama jalan pun sempet di jawil-jawil bahkan sempet ditarik tas yang aku pake sampe miring, udah makin gaenak aja, berusaha dah ngajak yang lainnya ngobrol biar makin ngga ke sugesti yang aneh-aneh lagi, eh ternyata yang barisan paling depan juga dii usilin juga, mereka pada cerita waktu sudah selese pendakian wkw.

lepas sudah akhirnya kami sampai di pos 3, kami beristirahat lumayan lama, masak sekalian ngopi, sudah makin dingin aja waktu itu, untungnya di pos 3 sudah tidak hujan, ada beberapa pendaki juga yang membuka tenda di pos 3, ada sekitar 1 jam kami memutuskan untuk melakukan pendakian lagi. karena kami berencana membuka tenda waktu sudah berada di padang sabana atau pos 4, dari pos 3 ke sabana untungnya sudah dirasa aman-aman saja, meski perlu beberapa jam lagi karena salah satu dari kami sudah kelelahan dan mulai ngantuk.

akhirnya pun kami sampai di sabana sekitar pukul 11 malam, kami langsung mencari tempat untuk pasang tenda, masak, makan inum, dan istirahat, baru lah kami mendaki ke puncak lagi pada pagi harinya, jarak darisabana ke puncak ngga sampe se jam. setelah puas berada di puncak akhirnya kamipun turun kembalike tenda, kami masih bersantai-santai di sabana beberapa lama.

Setelah puas di sabana kamipun prepare lagi untuk turun ke basecamp. kami beranjak turun sekitar jam 12 siang, selama turun dari sabana ke pos 3 masih dirasa aman-aman aja. kondisi sudah mulai mendung lagi, dan baru hujan waktu kami memasuki kawasan hutan lumut lagi. 

Kamipun pake jas hujan di kawasan hutan lumut. kondisi pun sudah mulai gelap karena cuaca yang kurang mendukung. selama di kawasan hutan lumut, aku ngga terlalu sering-sering dibarisan paling belakang lagi, antisipasi wkw. tapi anehnya, tas yang aku pake kerasa makin berat, mulai lagi dah dari sini, eh lagi-lagi kami juga berhenti di tempat yang sama seperti ngetrack kemarin, di sebelah pohon yang sempet keliatan kemarin. Kami lanjut lagi dan akhirnya sampai di pos 2 juga, kami sampai sekitar jam 4 sore, begitu sampai, tas yang aku pake langsung aku lepas dan taruh dibawah, hujan di pos 2 juga makin deras. kami berhenti sebentar di pos 2 sambil menunggu hujan sedikit reda, mulai dari pos 2 ke pos 1 medan yang dilalui makin rawan, sehingga menghambat kami untuk segera sampai di pos 1.

Untungnya setelah sampai di pos 1 warungnya masih buka, lumayan lah nge teh anget-anget dikit, kami istirahat sebentar setelah itu langsung lanjut lagi ke basecamp. begitu sampai di basecamp kami membersihkan diri dan segera prepare untuk balik ke surabaya lagi.

Jadi, itu cerita yang kami dapat pada pendakian Gunung Butak 23 Maret 2020 lalu, sebelum wabah covid-19 meluas, Terimakasih karena sudah membaca.

Kamis, 29 Agustus 2019

Last Post

  1. Kenangan itu cuma hantu disudut pikiran.
  2. Batasan segala kemungkinan ? dinding ketidakmungkinan ?
  3. Menunggu di tempat yang sama.
  4. Hidup cuma sekali, jangan menua tanpa arti. Namanya juga manusia.
  5. Jatuh hati tidak pernah bisa memilih, kita hanyalah korban, kecewa adalah konsekuensinya. bahagia adalah bonus. Inget ! Bahagia itu Bonus!
  6. Setumpuk lamunan, dan secarik rindu. kopi, pembunuh gerutu pagi hari.
  7. Ketar-ketir memendam duga, menyusun harap. Prasangka.
  8. Ibarat angin lalu, semakin larut semakin terhirup. kata film itu "kadaluarsa".
  9. Kau duduk sendiri mendaur ulang masa sulam.
  10. Jika kehidupan adalah suatu teks yang bermakna, aku hidup pada bait ketiga, dimana tak banyak orang yang bisa membacanya,mereka hanya menerka, tanpa tau apa aku sebenarnya. ya, mereka hanya bisa menerka.
  11. toh, apapun yang hilang darimu akan dikembalikan dengan bentuk yang berbeda. jadi, sudah (i) lah.
  12. Cuma ada dua, sebelum dan sesudah.
  13. Itu cara dia biar kamu sadar dan menjauh. biar sadar, gampar muka sendiri.
  14. Karena salah dan benar itu hanya sebatas pemikiran.
  15. Jelek dicerca, bagus tak jadi bahan cerita. Sebuah obrolan penggugah selera.
  16. Jadi matahari tak sanggup, menjadi bulan terlalu redup, diam dianggap pasif, lantang katanya supersif. aku tau, bahagia itu titik titik.
  17. Jiwa raga terlepas, ruh melayang bebas, hingga mati akhirnya.
  18. Datang saat nyenyat merayap, dalam hening sejenak sebelum terlelap, mengusik sepi dalam riuh isi kepala, semua bertumbur tak diminta. Badai pasti berlalu, membisu diantara hari-hari, membungkam bersama waktu.
  19. Jika suara (ku) tidak mampu menggapai (mu). Alam bisu, lembab dan lugu, menembus cakrawala dalam jiwa yang tunggal.
  20. Hidup ga akan selalu jalan atas dasar senengnya aja tapi juga bosennya. Bosen itu wajar, karena ada fasenya, tapi bukan berarti bosen bakal jadi hal yang menakutkan untuk mulai jalan lagi. Itu juga membosankan, bukan harus berhenti jalan kan ?
  21. Kita cuma start di garis yang beda aja, aku dengan proses panjangku sampe sekarang aku bisa begini, dan kamu dengan prosesmu sampe kamu sekarang bisa di posisi ini, ya ini cuma soal waktu dan usaha aja.
  22. Ego itu penting, sedikit aja, biar jadi lebih manusiawi.
  23. Jangan khawatir kalau kamu belum sampai tujuanmu, kamu sedang dalam perjalanan, dan sampai saat ini pun kamu masih berjuang, karena itu kamu pantas memberi pujian pada dirimu sendiri. Kamu sudah berusaha keras, Good Job!
  24. Tidak penting seberapa cepat kita sampai di garis akhir, yang penting adalah perjalanan itu, jadi kamu cukup berlari sekencang, atau sepelan yang kamu suka, yang penting kamu tetap terus maju, kamu tidak perlu bingung menang setiap saat, hidup itu lebih dari sekedar perlombaan.
  25. Tidak perlu marah ketika kamu direndahkan, karena sesungguhnya masih banyak orang yang belum sempat merendahkanmu, jangan pernah membenci diri sendiri karena itu tugas orang lain.
  26. Ditahan sesak, diungkapkan bisa merusak, kentutmu panggilan alam mu.
  27. Kamu berhak merubah dirimu menjadi pribadi yang lebih baik, dengan cara yang unik namun tidak bertentangan atau merugikan orang lain. Kamu masih memiliki kesempatan, untuk berubah.
  28. Kita mungkin tidak bisa menyelesaikan seluruh masalah kita hari ini, tapi kita bisa mengubah gaya pikir kita hari ini. kita tidak bisa mengontrol apa yang terjadi pada kita, kita hanya bisa mengontrol bagaimana  kita meresponi hal-hal yang terjadi itu. jadi sebagaimana buruknya hal-hal di sekeliling kita, kita tidak harus jadi putus asa.
  29. Apabila kita merasa nyaman dan bahagia saat ini, kita perlu bijak dan menyadari bahwa kita tidak akan selalu berada di keadaan ini. tidak ada yang tidak berubah di dalam hidup, tidak ada sakit yang abadi, tidak ada pula kebahagiaan yang abadi, pada akhirnya semua akan berakhir.
  30. Kamu lelah kamu harus beristirahat, jangan memaksakan diri dengan keadaan, bisa lupa dengan keadaanmu sejenak bila itu tidak enak, tidur.
  31. Jaga sebelum redup, kalau terlihat pudar, mungkin itu penanda. jadi, kamu yang terlihat pudar ?
  32. Kamu pernah memberi bahasa sandi terhadapnya namun tak sekentara apa yang dia berikan kepadamu ? pada akhirnya kamu lelah sendiri, menyadari bahwa bahasa tubuh hanya akan membuat itu terasa membuang-buang waktu saja dan berakhir sia-sia.
  33. Barangkali sesuatu ditunda karena hendak disempurnakan, dibatalkan karena hendak digantikan dengan yang utama, ditolak karena diganti yang lebih baik lagi. jadi, bisa dibilang itu kebetulan yang sudah jadi rutinitas.
  34. Perlu kamu tahu, saat kamu memutuskan untuk berhenti dan masuk ke dalam keputusasaan, semua hal yang pernah mengisi waktumu terbuang percuma. banyak hal berharga, mulai dari pelajaran hingga kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. jangan hilang.
  35. Coba kamu pikir, kegagalan itu manusiawi dan bukan aib, bukan cuma kamu yang tidak sempurna, tapi usaha yang kamu lakukan pun gabisa luput dari salah.jadiin aja pelajaran sekaligus pelecut semangatmu biar lebih gigih lagi, jangan sampai berhenti dan pindah haluan.
  36. Mungkin kita sering lupa, kita tidak sepenuhnya ingin memperhatikan. kita juga tidak sepenuhnya ingin membantu, kita hanya ingin dikenal, kita hanya ingin dianggap oleh lingkungan, kita hanya ingin pengakuan yang baik dari lingkungan, seolah kita tahu semuanya, kita  hanya bermodalkan "katanya", bukan lagi yang bersangkutan".
  37. Kasian ya jadi pohon, kalau hujan nggabisa neduhn jadi perih ditampar realita, mungkin saja hanya sekadar mengeja namamu di sela-sela ketukan masa itu.
  38. Tidak akan terlalu cepat, juga tidak akan terlambat, hargai apapun itu, hingga terasa jauh lebih berharga.
  39. Itu pondasimu, kuatkan, jangan sampe goyah, jangan keburu biar tahan, karena kadang yang uda direncanakan sedemikian rupa bisa jauh berbeda, tapi tetep jangan goyah.
  40. Kalau hidupmu saat ini banyak ujian, berarti sebentar lagi kamu mau naik kelas. Sabar aja, simpel kok.
  41. Lakukan apa yang kamu takutkan dan ketakutan perlahan juga hilang, karena begitu kita menerima batas-batas kita, kita melampaui meraka.
  42. Jatuhmu jadi kuatmu besok, percaya aja, masih gelap, tunggu aja sampe terang, pasti kok.
  43. Tunggu aja, ngga harus sekarang kok, sabar, kamu bisa.
  44. "Kapan adem, panas mulu", giliran uda adem. "Kapan panas, adem mulu". Cuitanmu bablas.
  45. Fase itu pasti ada, tinggal pinter-pinternya aja ngatasinya, pasti ada jalan kok. fase apa itu ya ?
  46. Jangan membatasi hingga menjauhkan, waktu mu penentu mu, karena memang batasan itu penting, jangan terlalu, rezekinya rezekimu juga nanti.
  47. Lengkapi, bukan saling mau menang sendiri, sederhana memang, manusia kadang lupa, berat sebelah itu gabaik. menyakitkan bukan ?
  48. Jangan kemakan gengsi, seseorang yang kuat bisa mengendalikan diri. jangan terpaku label dunia ya, semua ada waktunya, besar kecil bukan masalah, yang penting manfaatnya.
  49. Buntu juga ya, coba diem aja, liat apa yang ada disekitar kita, hingga lebih peka (t) menghantam kebuntuan.
  50. Sebodoh-bodohnya kita kalo lagi suka sama seseorang, paling enggak kita harus pinter di satu hal, kita harus tau itu penasaran atau suka beneran.
  51. Abu dan menua, makin menjadi, sudah, jenuhmu kemana-mana.
  52. Nyatanya, kita memang butuh sandaran, untuk adi diri kamu yang seutuhnya, obat mingkem.
  53. Jangan lupa maaf, tolong, dan terimakasih, toleransi jadi nilai yang harus dijunjung tinggi. jadi semua balik ke pola pikir masing-masing, kalo memang pemahamanya negatif ya jadi buruk hasilnya, sebaliknya pun gitu, jadi kamu yang mana ?
  54. Patah, tumbuh, bangun lagi, kita memang salah, bertahan.
  55. Simpan, dian, dan rasakan. jangan sampai lupa diri, nanti lelah sendiri, kita memang harus banyak-banyak bersyukur biar ngga mati berdiri.
  56. Selagi masih bisa, selagi masih ada waktu. jadi, lakuin aja apa yang seharusnya, kadang kita kudu ngerti, sebenernya ga ada larangan kita mau buat keputusan di luar pilihan yang tersedia. ini hidup kita, jangan terlalu fokus pada pilihan yang kasat mata, lakuin apa yang memang seharusnya kita lakuin.
  57. Kadang kita cuma bisa berandai-andai, kita sadar dan tidak sadar, tidak saat ini, mungkin jgua nanti, bukan ajdi candu perandaian yang sudah tau itu semu.
  58. Kadang butuhnya didengar, kadang dalam pandangmu tetap tampak salah, makin mematung kicaumu makin menyayat, meluap tak menenangkan.  Kita mendengarkan, dan kita disalahkan, bahkan kadang hinaan pun keluar, kita diam makin meluap juga perkataan yang ada, berbicara apalagi. kadang, topik soal membedakan pun ikut terseret ke dalam alur. kadang, muncul juga prasangka antara ikhlas atau tidak dengan apa yang sudah kita terima sampai saat ini. kita diam bukan berarti tidak menghargai, disaat berbicara justru memperkeruh suasana.
  59. Bukan hanya mendulang yang ditanam, mungkin telah terbayar dengan wujud-wujud yang beragam, dengan hal-hal sederhana yang bahkan tidak kita sadari.
  60. Hitam dan putih pun kadang bisa seirama, kadang emang buta, tapi engga tuli, kadang dari mendengar juga bisa merubah, bisa sepemahaman meski bertolak belakang.